Jumat, 04 November 2016

Saya Ikhlas dan Bangga Jadi Kafir!







Salah seorang kawan lama dengan semangat agama  berkobar hari ini menyerang saya  di facebook melalui statusnya karena tidak sejalan dengan sikapnya dalam memaknai demonstrasi 4 Nopember. Di statusnya dia menulis BANCI kepada saya dan kawan-kawan lain yang dulu pernah bahu-membahu bersamanya di gerakan. Kawan ini saya kenal cukup lama. Kami bertahun-tahun belajar bersama di gerakan. Meski tidak pernah sama dalam hal selera bacaan, kami cepat menemukan titik temu ketika berdiskusi tentang berbagai isu. Kawan ini lebih moderat dalam hal ideologi. Sementara saya seperti mahasiswa kebanyakan di gerakan lebih condong kekiri-kirian.

Tapi itu dulu. Kini, semua berbeda.
Dia yang saya tahu mencoba meniti karier sebagai seorang advokat semakin religius. Sementara saya dari dulu selalu begini. Apalagi setelah masuk di KBM, praktis kami berada pada kutub berseberangan soal ideologi.

Saya menyadari sepenuhnya proses dialektis akan merubah pemikiran dan setiap orang.  Tapi tidak dengan nuraninya.
Maka, ketika kawan lama ini menganggap saya nyinyir dengan aksi 4 nopember, saya tidak perlu mempersoalkannya. Tapi yang bikin edikit terusik adalah ketika saya dibilang Islam munafik. Saya katakan padanya anggapanmu ke saya sebagai Islam munafik itu terlalu nanggung. Sekalian saja kafirkan. Jika karena tidak mendukung aksi 4 Nopember saya dianggap kafir, saya ikhlas dan bangga.
 
Dia menganggap aksi 4 Nopember hari ini sebagai tindakan revolusioner karena berhadap-hadapan dengan penguasa. Saya lalu menjawabnya dengan tegas:”revolusi yang kamu maksud ini omong kosong jika orang miskin ditindas kemarin-kemarin kamu diam!”. 

SALAM KEPAL TANGAN KIRI, ALLAHUAKBAR!!!

4 komentar:

  1. Balasan
    1. Pak, saya mau komentar tapi tidak punya komentar, jadi saya harus bagaimana ya?

      Hapus
  2. Duuh, jadi bingung balas komentar. Efek berubah jadi KAFIR ni.

    BalasHapus