Kamis, 03 November 2016

Kaum Jomblo Seluruh KBM Bersatulah!!!





Suka tidak suka, percaya tidak percaya,sadar tidak sadar, mau tidak mau, kuliah di Kajian Budaya dan Media (KBM) UGM telah merubahmu menjelma jadi makhluk serba sensitif (tidak ada hubungannya dengan sensitif a la perempuan menstruasi). Setiap hal disuudzoni. Setiap tindakan dicurigai politis. Sampai-sampai pacar marah karena telat dibalas WA-nya pun dimaknai keinginan mendominasi.
Maka, tidak heran kalau pengamatan sekilas saya di kalangan mahasiswa KBM  beberapa tidak punya pacar alias jomblo. Pengamatan ini jelas ngawur dan spekulatif. Jangan ditanya sumber data, metode pengambilan data, sampling, akurasi data,dan margin error-nya segala. Demi tuhan ini jelas survey ugal-ugalan guna memenuhi kewajiban nulis perbaharui tulisan di bulan blogging KBM. Bukan survey bayaran yang bisa dipesan jelang pilkada.  

Kalau dipikir-dipikir tidak ada yang salah dengan status jomblo di kalangan mahasiswa KBM. Justru orang-orang yang jomblo ini telah menerapkan ajaran KBM secara kaffah.  Lha, bagaimana mau punya pacar kalau baru ada yang mau mendekat saja sudah dicurigai duluan punya niatan ingin mendominasi. Tren dari semester ke semester angka jomblo di kalangan mahasiswa KBM cenderung meningkat. Untuk data validnya nanti bisa ditanyakan ke mbak Dian Dwi Anisa (KBM ‘15) yang konon akan meneliti tentang peliyanan jomblo dalam film. 

Bicara soal jomblo, ada salah seorang tokoh revolusioner republik ini yang patut dijadikan suri tauladan para jomblo KBM. 
Beliau adalah Datuk Ibrahim yang lebih dikenal dengan nama Tan Malaka.
Kalau Anda belum pernah dengar nama ini, sungguh terlalu! Tidak perlu juga dijelaskan di sini berapa kali kawan Tan berpacaran, siapa gadis maha beruntung yang dapat ciuman pertamanya, apa saja bunyi pantun-pantun cinta khas melayu di surat-surat cinta kamerad kita yang berasal dari Suliki Minangkabau ini. Semua itu jelas tidak akan dikupas di sini sebab ini bukan blog infotainment Bung dan Nona! Satu yang pasti bung Tan tidak pernah menikah sampai akhir hayatnya.  Kawan Tan khawatir jika kecintaannya terhadap perempuan akan melemahkan nyala api revolusi yang membara dalam dirinya demi mencapai kemerdekaan Indonesia 100%. 

Ada puluhan buku dan artikel telah terbit tentang sepak terjang tokoh kita ini. Baik yang ditulis langsung oleh kawan Tan dalam pelarian dan penyamaranya, atau  yang ditulis orang lain. Akan tetapi tidak satupun buku yang membahas secara khusus tentang kisah cinta kamerad Tan. Kisah cintanya pun tetaplah menjadi misteri sampai hari ini. Sama misteriusnya dengan kisah petualangannya dari negara ke negara dalam rangka menjadi agen komunis internasional dan mengkampanyekan gerakan Naar de Republiek Indonesia .
Oleh karena itu, jelas kiranya bahwa para jomblo di KBM tidak perlu merasa ahistoris. Status jomblo yang anda derita merupakan sebuah kekuatan revolusioner untuk melawan kapitalisme yang kian menggurita ini. Pesan saya cuma satu: ‘Kaum Jomblo seluruh KBM bersatulah!”        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar