Suka tidak suka, percaya tidak percaya,sadar tidak sadar,
mau tidak mau, kuliah di Kajian Budaya dan Media (KBM) UGM telah merubahmu
menjelma jadi makhluk serba sensitif (tidak ada hubungannya dengan sensitif a la
perempuan menstruasi). Setiap hal disuudzoni. Setiap tindakan dicurigai
politis. Sampai-sampai pacar marah karena telat dibalas WA-nya pun dimaknai
keinginan mendominasi.
Maka, tidak heran kalau pengamatan sekilas saya di kalangan
mahasiswa KBM beberapa tidak punya pacar
alias jomblo. Pengamatan ini jelas ngawur dan spekulatif. Jangan ditanya sumber
data, metode pengambilan data, sampling, akurasi data,dan margin error-nya
segala. Demi tuhan ini jelas survey ugal-ugalan guna memenuhi kewajiban nulis
perbaharui tulisan di bulan blogging KBM. Bukan survey bayaran yang bisa
dipesan jelang pilkada.
Kalau dipikir-dipikir tidak ada yang salah dengan status
jomblo di kalangan mahasiswa KBM. Justru orang-orang yang jomblo ini telah
menerapkan ajaran KBM secara kaffah. Lha,
bagaimana mau punya pacar kalau baru ada yang mau mendekat saja sudah dicurigai
duluan punya niatan ingin mendominasi. Tren dari semester ke semester angka
jomblo di kalangan mahasiswa KBM cenderung meningkat. Untuk data validnya nanti
bisa ditanyakan ke mbak Dian Dwi Anisa (KBM ‘15) yang konon akan meneliti
tentang peliyanan jomblo dalam film.
Bicara soal jomblo, ada salah seorang tokoh revolusioner
republik ini yang patut dijadikan suri tauladan para jomblo KBM.
Beliau adalah Datuk Ibrahim yang lebih dikenal dengan nama Tan
Malaka.
Kalau Anda belum pernah dengar nama ini, sungguh terlalu! Tidak
perlu juga dijelaskan di sini berapa kali kawan Tan berpacaran, siapa gadis
maha beruntung yang dapat ciuman pertamanya, apa saja bunyi pantun-pantun cinta
khas melayu di surat-surat cinta kamerad kita yang berasal dari Suliki
Minangkabau ini. Semua itu jelas tidak akan dikupas di sini sebab ini bukan
blog infotainment Bung dan Nona! Satu yang pasti bung Tan tidak pernah menikah
sampai akhir hayatnya. Kawan Tan khawatir
jika kecintaannya terhadap perempuan akan melemahkan nyala api revolusi yang
membara dalam dirinya demi mencapai kemerdekaan Indonesia 100%.
Ada puluhan buku dan artikel telah terbit tentang sepak
terjang tokoh kita ini. Baik yang ditulis langsung oleh kawan Tan dalam
pelarian dan penyamaranya, atau yang
ditulis orang lain. Akan tetapi tidak satupun buku yang membahas secara khusus
tentang kisah cinta kamerad Tan. Kisah cintanya pun tetaplah menjadi misteri sampai
hari ini. Sama misteriusnya dengan kisah petualangannya dari negara ke negara
dalam rangka menjadi agen komunis internasional dan mengkampanyekan gerakan
Naar de Republiek Indonesia .
Oleh karena itu, jelas kiranya bahwa para jomblo di KBM
tidak perlu merasa ahistoris. Status jomblo yang anda derita merupakan sebuah
kekuatan revolusioner untuk melawan kapitalisme yang kian menggurita ini. Pesan
saya cuma satu: ‘Kaum Jomblo seluruh KBM bersatulah!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar