Di usianya
yang masih belasan tahun, KBM semakin hari semakin populer. Maka, sudah saatnya
pak BUDIAWAN SAHAJA selaku penjaga
gawang KBM mulai mepertimbangkan perlunya dibuat penghargaan tahunan mahasiswa
KBM. Penghargaan ini jelas penting demi kelangsungan eksistensi KBM ke depan.
Penerima penghargaan ini nantinya akan menjadi duta jurusan mengingat KBM
semakin populer sebagai tempat berkumpulnya orang-orang frustasi secara
keilmuan seperti kata Prof. Heru. Soal
kriteria penerima penghargaan, itu menjadi otoritas mbak Nova untuk
merumuskannya.
Saya tidak
tahu apakah pak Budiawan Sahaja membaca
tulisan ini dan mulai mempertimbangkan usul maha penting ini atau tidak. Tetapi,
sebagai salah satu dari costumer KBM
yang sah secara de facto dan de yure, tidak ada salahnya jika saya berandai-andai penghargaan
ini terlaksana di penghujung tahun 2016. Jika ditanya siapa yang layak menjadi
duta KBM tahun ini, maka tidak ada yang lebih berhak selain satu nama ini. Dia hanya
satu dan satu-satunya. Dia adalah mas AZAN
WAFIQ.
Anda boleh
setuju atau tidak dengan pilihan saya. Tapi paling tidak izinkan saya
mengutarakan alasan kenapa mas Wafiq sangat layak menjadi ikon KBM tahun ini.
Pertama, mas Wafiq adalah mahasiswa
yang paling istiqamah mengamalkan ajaran KBM secara kaffah. Mas
wafiq tidak mau terjebak dalam siklus pendoktrinan teori-teori di KBM yang membuat pusing sampai
berhari-hari. Ketika kawan-kawan mahasiswa di KBM merasa mendapat pencerahan di
kelas dan pusing lagi setelah keluar kelas, mas Wafiq melampaui itu semua. Mas wafiq
tidak mau berhenti pada tataran teori. Baginya, belajar sebatas teori membuat
kuliah di KBM tidak lebih dari verbalisme semata yang memproduksi kesadaran
palsu. Teori-teori di KBM harus dipraktekkan. KBM mengajarkan untuk menolak
tunduk pada pendisiplinan, logosentrisme, esensialisme, dan berbagai bentuk
stabilisasi subyek lainnya. mas Wafiq mempraktekkan itu semua. Ketika teman-teman
sekelasnya di KBM 15 berlomba-lomba mengerjakan tugas untuk dapat nilai A, mas Wafiq
justru sebaliknya. Dia melakukan resistensi dengan memboikot pengumpulan tugas.
Mas wafiq menolak tunduk pada rezim kebenaran akademik. Hasilnya sudah pasti
bisa Anda tebak. Angka ketidaklulusan berderet dan menari-nari di KHS-nya.
Kedua, mas Wafiq punya daya jelajah
lintas angkatan cukup tinggi di KBM. Bayangkan saja dia kuliah di KBM 15, nongkrongnya dengan
KBM 14, mainnya dengan KBM 16. Tidak heran jika dilakukan survey hari ini tentang
siapa mahasiswa dengan popularitas tertinggi di KBM, maka nama mas Musyaffa Wafiq bertengger paling
atas. Saya tidak tahu ada kepentingan apa di balik gerakan geriliyanya di lintas
angkatan KBM. Bisa saja pria tuna asmara asal Sleman ini sedang mencari gebetan
mngingat statusnya saat ini sedang moratorium menjalin
hubungan percintaan dengan perempuan.
Ketiga, mas Wafiq menguasai ilmu
ikhlas. Poin ini
jelas paling istimewa. Meski dibelenggu oleh rezim kebenaran akademik dan
diwajibkan mengulang beberapa mata kuliah, alumnus Sastra Inggris kampus
sebelah UGM ini masih mau-maunya menjadi admin bulan blogging KBM yang jelas tanpa
pahala honorarium. Kurang ikhlas apalagi coba. keputusan jadi admin
bulan blogging ini tentu telah dipertimbangkan matang-matang selama belasan
malam Jum'at kliwon. Oleh karena itu, semua peserta bulan blogging KBM periode
ini harus berterima kasih dan sudah semestinya memilih mas Wafiq sebagai maskot
KBM tahun 2016.
Dari uraian di
atas menjadi jelas kiranya apa yang menjadi sikap saya. Jika sekali lagi saya
ditanya siapa yang paling pantas menerima penghargaan mahasiswa KBM tahun ini,
saya dengan tegas serta haqqulyaqin
menjawab Mbak INTI karena telah
memberi kesempatan hutang buku!
yang bener dong bang Fahru, pilih mas Wafiq atau mba Inti nih? hehe
BalasHapus*peace love and gaul*
Ha-ha-ha
BalasHapusRena pilih siapa?
Keduanya di list teratas berurutan pokoke
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSiapa sih tu orang?? Mukanya ngeselin banget!
BalasHapus